Desa Sakatiga adalah sebuah desa yang terletak 40 km sebelah selatan kota Palembang, ibukota provinsi Sumatera Selatan. dan bisa ditempuh hanya satu jam perjalanan dari bandara internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Jauh sebelum kemerdekaan RI desa ini dikenal dengan sebutan Mekkah Kecil, karena banyak ulama yang berasal dari Sakatiga belajar ilmu agama Islam di kota Mekkah.
Para ulama ini setelah pulang ke tanah air aktif mengajarkan dan menyebarluaskan agama Islam baik di desa Sakatiga sendiri maupun ke desa-desa lain dalam wilayah Sumatera Bagian Selatan. Aktifitas kegiatan belajar mengajar agama Islam ini di kalangan masyarakat Sumatera Selatan dikenal dengan sebutan Cawisan (halaqoh ta’limiyah). Pada awalnya para Ulama aktif mengadakan cawisan-cawisan tersebut di rumah-rumah mereka, kemudian akhirnya mereka tidak mampu lagi memenuhi permintaan masyarakat luas. Untuk memenuhi keinginan besar masyarakat untuk belajar ilmu agama maka akhirnya mereka mendirikan lembaga pendidikan Islam dalam bentuk madrasah-madrasah. Disinilah para pelajar datang dari berbagai penjuru daerah menuntut ilmu. Dari madrasah ini lahirlah Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga.
Pondok Pesantren inilah yang telah berjasa memberikan kontribusi dan manfaat kepada masyarakat disekitarnya baik dalam bentuk pencerahan kehidupan beragama, mencerdaskan kehidupan bermasyarakat, pembangunan budaya keislaman, pemberdayaan masyarakat dan kerjasama dalam pembangunan kesejahteraan dan ekonomi.