OLEH : NURDIN SARIM
“Taharrok Fa inna Fil harakatil barakah,
Wa innal Barakah Fil harakah, wal harakatu fiihal barokah.”
Bergeraklah! karena di dalam pergerakan ada berkahnya, dan sesungguhnya berkah itu tentu dalam setiap gerakan, dan setiap gerakan tentu ada berkahnya
(KH. Abdullah Syukri Zarkasyi)
Segala sesuatu di alam semesta tunduk pada satu hukum; Hukum Bergerak. Tak ada yang ‘tak bergerak. Jika anda mendapatkan sesuatu materi yang tetap tak bergerak, itu hanyalah tipuan panca indra anda. Seluruh materi di alam bergerak terus menerus mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil. Pikiran Heracklitus (541-475 SM) ini tanpak mengada-ada atau hanya pikiran filosofis belaka, akan tetapi ilmu pengetahuan pada masa kita telah membuktikan bahwa segala benda (baik kecil maupun besar) memang bergerak secara terus menerus.
Hal ini dibenarkan oleh temuan Fisika Quantum, temuan ini menyatakan bahwa segala materi di alam semesta terbentuk dari energi quanta, materi yang tersusun dari energi ini tampak seperti padat karena kelemahan panca indra kita, padahal jika diteliti dari dekat tampak jelas bahwa materi terdiri dari rongga-rongga yang berisi getaran energi quanta yang bergerak sedemikian cepat. Dengan kata lain segala materi yang terdiri dari energi quanta ini akan terlihat dan terasa pada oleh indra kita dikarenakan pergerakannya yang sangat cepat. (Quantum Ikhlas by Erbe Sentanu hal 8)
Bukan hanya materi micro yang bergerak, alam semesta yang super besar ini pun bergerak dan mengembang secara terus menerus, hal ini dinyatakan oleh banyak ilmuan, seperti Alexandre Friedmann, Albert Einstein, Georges Lemaître, Edwin Hubble dan puluhan ilmuan lainnya. Hubble (seorang ahli astronomi dari Amerika, bekerja di Observatorium Mount Wilson, California) menyatakan bahwa bintang-bintang dan galaksi-galaksi tidak hanya bergerak tapi juga saling menjauhi satu sama lain. Hal senada juga dinyatakan oleh Stephen Hawking’s dalam bukunya Universe, bahwa alam semesta terus menerus bergerak dan mengembang.
Filosof Islam; al-Farobi pun menyatakan bahwa seluruh makluk hidup di alam semesta mulai dari tumbuhan, hewan dan manusia terus-menerus bergerak tiada henti. Jadi, jika bergerak adalah tabi’at seluruh apa yang ada di alam ini mulai dari benda mati dan hidup, dari yang terkecil (atom) sampai yang terbesar (alam semesta) hendaknya manusia; makhluk yang diberi pikiran oleh Allah memahami filsafat gerak ini. Dan tidak diam saja karena diam (kata Heraclitus) berari mati.
Bergerak adalah suatu kewajiban bagi manusia dan seluruh alam dan segala isinya. Allah telah menggambarkan dan memerintahkan manusia untuk terus menerus bergerak seperti ayat berikut “ Sesungguhnya allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai mereka sendiri merubahnya” ayat ini mengajarkan pada seluruh manusia untuk bergerak, mengubah yang negatif ke arah yang positif, dan mengembangkan diri dan potensi ke arah kemajuan yang lebih baik lagi.
Filsafat ini telah banyak diaplikasikan oleh manusia sebelum kita, umat Islam dalam sejarahnya yang gemilang telah membuktikan filsafat ini. Al-Makmun salah satu kholifah islam, setelah bermimpi bertemu Aristoteles dalam mimpinya dan bertanya banyak padanya tentang hakekat hikmah dan kebenaran kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata, dari sinilah Al-Ma’mun mulai mencanangkan penerjemahan buku-buku filsafat yunani yang sebelumnya telah dimulai oleh al-Mansur dan ar-Rasyid. Pergerakan ini telah membuat peradaban Islam menjadi peradaban terbesar dalam sejarah. Sekali lagi, ini adalah buah hasil dari filsafat bergerak ini.
Bayangkan, jika para pelajar, mahasiswa, aktivis, penguasa, ulama, kaum cerdik pandai dan seniman tidak mengaplikasikan filsafat ini, maka tidak akan ada kota-kota yang indah, gedung-gedung yang menjulang tinggi, ukiran-ukiran yang mempesona mata, dan buku-buku yang bermanfaat. Pendek kata filsafat bergerak harus terus-menerus diajarkan pada diri kita dan orang lain.
Namun bergerak tidak asal-bergerak begitu saja secara serampangan, ada landasan-ladasan dan tujuan yang harus diperhatikan, seperti geraknya elektron-elektron yang mengitari inti atom (proton dan neutron), sinyal-sinyal elektromagnetik yang dikirim ke otak oleh panca indra, galaksi-galaksi dan matahari beredar pada garis edarnya, begitupun bulan, bumi, planet-planet dan bintang-bintang, pendek kata semuanya bergerak pada tataran yang rapi dan terarah, dan hal ini mengajarkan pada manusia pentingnya bergerak dalam tataran keseimbangan dan perhitungan yang cermat.
Jika sistem ini diterapkan dalam berorganisasi yang terus bergerak dan berdinamika, maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut, diantaranya; menganalisis berbagai tahapan kemungkinan dalam perkembangan, pemilihan sahabat andalan, pembagian tugas, mengambil tindakan dini, tidak bertindak sendirian, menghasilkan solusi yang tangguh dan bertahan lama, mempertimbangkan segala alternatif seraya terus waspada. Dan menuju suatu tujuan yang satu; ridho Allah. Hal ini dimaksudkan agar sistem perputaran roda organisasi layaknya seperti peredaran bumi yang mengelilingi matahari dalam kecermatan dan keseimbangan maha sempurna.
Salah satu faktor penting dalam pergerakan dalam segala sektor adalah sahabat andalan dan pembagian tugas seperti yang dinyatkan di atas, hal ini tercermin dalam kepribadian Nabi Musa as yang memilih Harun sebagai rekannya dalam berdakwah (Thaahaa [20]: 29-35), dan beigtu pun dengan Nabi kita Muhammad SAW. Dan sumpah Allah terhadap pentingnya pembagian tugas, hal ini dinyatakan dalalam surat adz-dzaariyaat [51]: 4 Allah berfirman “Demi malaikat-malaikat yang membagi-bagi urusan” firman ini mengajarkan pada manusia akan pentingnya berkongsi antar sesama.
Dengan menggunakan metode ini banyak waktu yang dapat dihemat dan kemungkinan penyelesaian tugas dengan cepat, tercapainya kualitas hasil akhir yang lebih tinggi, tiap peserta dapat mengambil kearifan, pengetahuan, keahlian, dan pengalaman dari mereka yang turut serta dalam pekerjaan tersebut, kesalahan dan kekeliruan potensial dan kerusakan, yang acap timbul dari ketergesa-gesaan, bisa banyak dikurangi, akan mempererat persahabatan, persaudaraan, dan kesetiaan sesama peserta, memungkinkan seseorang mengenal keindahan dan keahlian orang lain dan menepis nafsu serakah dari kalbu orang bersangkutan, dan akhirnya membuatnya jadi orang sederhana (moderat). (Harun Yahya).
Inilah filsafat bergerak. Jika filsafat ini dipahami dengan sungguh-sungguh dan dengan tujuan yang baik maka manusia akan mampu menciptakan kembali peradaban yang beradab dan kegemilangan yang hilang. Taharrok fa inna fil harakatil barakah, wa innal barakah fil harakah, begitu kata guru kita.