OLEH : NURDIN SARIM
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, mulai dari dalam diri sendiri, keluarga, masayarakat bahkan negara, kesemuanya tidak terlepas dari peran politik dan berpolitik. Bahkan Dr. Yusuf Qardawi menegaskan “Agama dan politik tidak ada bedanya, agama mengatur politik dan politik penting untuk menjaga agama”. Lebih jauh lagi, Qardawi menegaskan bahwa orang yang menjadi Imam sholat dan membaca ayat tertentu dari al-Qur’an yang berkaitan dengan larangan dan perintah, juga berada dalam lautan politik. (Qardawi, 2007, 103-104).
Jika seluruh kehidupan manusia tidak terlepas dari peran politik, maka lembaga pendidikan pun tidak dapat dipisahkan dari peran dan fungsi politik. Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa “Politik dan Pendidikan adalah dua mata uang yang tidak dapat dipisahkan, maju mundurnya lembaga pendidikan ditentukan oleh peran dan fungsi politik di lembaga tersebut”. Oleh karena itulah para ilmuan mengatakan “Education and Politic are inextricably linked” (Abernethy & Combe 1965, 287).
Sebaliknya politik tidak akan maju dan berkembang jika tidak ditopang oleh lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan. Tingginya tingkat penghargaan terhadap pendidikan akan memajukan politik dan sebaliknya. Michael Foucault menegaskan “power is based on knowledge and makes use of knowledge, on the other hand power reproduces knowledge by shaping it in accordance with it own fields of exercise through knowledge”.
Hubungan politik dan pendidikan adalah hubungan yang saling memerlukan dan mempengaruhi satu sama lain, kedua-duanya tidak dapat dipisahkan, politik mempengaruhi pendidikan dan pendidikan mempengaruhi politik “both power and knowledge are to be seen as de-centralised, relativistic, ubiquitous and unstable (dynamic) systemic phenomena. Supperting one another in forming the characteristics of a society” (Michel Foucault). Singkatnya, politik dan pendidikan saling mempengaruhi dalam peran dan fungsinya.
Jika demikian pentingnya hubungan antara politik dan pendidikan, lantas apa yang dapat kita jawab dari pertanyaan “mengapa kajian kependidikan memerlukan perspektif ilmu poliitik?”. Untuk menjawab pertanyaan ini, sekurang-kurangnya ada empat jawaban.
Pertama: dengan ilmu politik kita mampu melihat akar permasalahan pendidikan secara mendasar, lebih luas dan mampu menemukan solusi dalam pemecahan masalah tersebut. Berbagaimacam kebijakan dalam dunia pendidikan, sangat dipengaruhi oleh sistem politik. Sebagai contoh, pengguliran ide Ujian Nasional adalah buah dari kinerja politikus, yang dimaksudkan sebagai upaya untuk memperbaiki mutu Pendidikan Nasional. Akan tetapi niat yang baik itu malah diselewengkan oleh oknum pendidik sendiri, hal semacam ini kembali lagi pada persoalan politik yang bergulir di kalangan para pendidik dan lembaga pendidikan tersebut.
Ilmu politik melihat penyelewengan ini lebih diakibatkan oleh kebijakan yang timpang dalam pengaturan sistem Ujian Nasional, kebijakan menstandarkan kualitas seluruh sekolah, dari kota ke desa-desa adalah kebijakan politik yang timpang. Dari contoh di atas, ilmu politik mampu mengungkap akar masalah sebenarnya dan mencoba memberi solusi pemecahan akar masalah tersebut.
Kedua: dengan ilmu politik kita dapat mengetahui hubungan faktual antara pendidikan dan politik. Morat-maritnya perpolitikan kita saat ini tidak dapat dipisahkan dari hancurnya sistem pendidikan, pendidikan kita hari ini cenderung hanya memajukan intelektual dari pada spiritual dan karakter. Dengan demikian, sistem bangunan pendidikan kita tidak mampu lagi menciptakan manusia-manusia cerdas dan bermoral. (Doni koesoema A, 2010).
Maraknya kecurangan-kecurangan di berbagai macam instansi politik, mulai dari korupsi di lembaga-lembaga pemerintahan sampai pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi semuanya buah dari rusaknya sistem pendidikan. Sebaliknya, kecurangan-kecurangan di lemabaga pendidikan, adalah cerminan dari rusaknya sistem politik, hal semacam ini menandakan bahwa politik dan pendidikan saling mempengaruhi satu sama lain.
Ketiga: Dengan ilmu politik kita dapat mengetahui korelasi antara sistem pendidikan dengan sistem politik. Sudah diterangkan di atas, bahwa sistem pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap sistem politik dan sebaliknya. Jelasnya, sistem pendidikan di suatu negara adalah cerminan sistem politiknya, dan sebaliknya sistem politik di suatu negara adalah cerminan sistem pendidikan di negara bersangkutan. Jika sistem politiknya baik, pendidikannya juga baik dan begitu pun sebaliknya.
Keempat: Kita dapat mengetahui korelasi, hubungan antara kemajuan ilmu pengetahuan dengan kekuasaan. Sejarah telah banyak mencatat bahwa kemajuan ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari campur tangan penguasa. Saat terjadinya kegoncangan ekonomi di Amerika, yang mengakibatkan beberapa perusahaan mengalami kerugian cukup besar, para penguasa Amerika malah mengeluarkan uang besar-besaran dalam bidang pemajuan ilmu pengetahuan. Hal semacam itu dimaksudkan untuk mendongkrak kembali laju ekonomi yang sedang sakit selalui pemanfaatan sains dan ilmu pengetahuan.
Pada Milist Chemistry (milis yang membahas tentang permasalahan sains terkini) diberitakan bahwa Departemen Energi (DOE) menyediakan $ 1,2 milyar untuk menunjang tegaknya kajian saintifik jangka panjang, lebih khusus dana tersebut dipergunakan untuk membangun fasilitas-pasilitas kajian, pembelian instument-intrument saintifik mutakhir dan untuk memperbaikki instruktur laboratorium-laboratorium nasional. Selain itu, DOE juga mendukung setiap peneliti-peneliti yang tersebar di berbagai universitas-universitas dan laboratorium DOE yang bergerak dalam bidang biofuel, energi surya, superkonduktivitas, fisika partikel dan plasma, serta penyimpanan listrik dan sains material.
Selain dana $ 1,2 milyar, ada lagi dana sebesar $150 juta, dana sebanyak itu digunakan untuk memicu kontruksi Nasional Synchrotron Light Source-II di New York. Hal ini diharapkan agar lahirnya terobosan-terobosan baru dalam bidang teknologi energi generasi selanjutnya, sanis material dan bioteknologi. $ 277 juta juga dikeluarkan untuk memandai Energi Frontier Research Center, hal ini diberikan untuk menunjang sains dasar transformasional (yang bergerak dalam bidang penelitian energi surya, biofuel, penangkapan karbon dioksida dan penelitian hidrogen).
Ada lagi tambahan biaya sebesar $ 330 juta akan digunakan untuk operasi dan perlengkapan di fasilitas-fasilitas ilmiah utama seperti Spallation Neutron Source di Oak Ridge Nasional Laboratory di tennessee, yang digunakan oleh para peneliti yang bergulat di bidang kimia, sains material dan biologi. Penerima dana lainnya adalah Nanoscale Science Research Centers milik DOE, yang terletak di lima laboratorium nasional negara ini dan ditujukan untuk mendukung sintesis, pengolahan, pembuatan dan analisis pada tingkat skala-nano. (Chemistry-World).
Pada peradahan Islam masa lampau, para penguasa juga sangat aktif dalam pemajuan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Dr. Ragib Sarjany mencatat bahwa Nizam al-Mulk, seorang pengusa Dinasti Saljuk, membangun dan memenuhi kota-kota seperti Irak dan Kharasan dengan sekolah-sekolah yang megah-megah. Bahkan sebagian sejarawan mengatakan, setiap sektor dan daerah di Irak dan Kharasan dibangun sekolah atas perintah Nizam al-Mulk. Sekolah yang paling terkanal yang didirikannya adalah Nizamiyah di Bagdad yang melahirkan ilmuan-ilmuan kelas dunia. Selain Nizam al-Mulk, Shalahuddin al-Ayyubi juga membangun berbagai macam sekolah hampir di seluruh daerah kekuasaannya, Mesir, Damaskus dan Palestina.
Harun ar-Rasyid, penguasa pada masa Abbasiyah, juga berperan sangat penting dalam memajukan ilmu pengetahuan dan pendidikan, bahkan dikatakan, tidak ada ilmuan di bawah pemerintahannya kecuali dibangunkan baginya sekolah dan tempat penelitian. (Roghib Sarjani, 2007, 191-198). Puncak kejayaan Ilmu Pengetahuan dalam peradaban Islam terjadi pada masa Abbasiyah dibawah pemerintahan al-Ma’mun. Al-Ma’mun memberikan penghargaan sangat luar biasa dalam memajukan ilmu pengetahun dan pengembangannya, hampir semua buku dari peradaban besar dunia diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada masa pemerintahannya, para penerjemah diberi hadiah emas seberat buku yang ia terjemahkan. (dr Sigrid Hunke, 1963).
Dalam sejarah Indonesia juga mencatat bahwa kemajuan bidang ekonomi dan ilmu pengetahuan pada tahun 90-an tidak bisa dilepaskan dari peran politik Soeharto. Majunya penelitian dalam bidang pesawat terbang di Indonesia juga tidak lepas dari peran dan fungsi politik Presiden Bj Habibie. Singkatnya, penjabaran fakta-fakta di atas menandakan bahwa peran penguasa dalam memajukan ilmu pengetahuan sangatlah besar. Tanpa peran pengusa, ilmu pengetahuan dan pendidikan tidak mungkin dapat berkembang.
Prof. M. Sirozi, MA. Ph.D dalam “Politik Pendidikan” mengatakan “Dulu di Amerika muncul sekolah “Non Political School” pada tahun sebelum 70-an yang terdiri dari para perofesional pendidikan. Sekolah ini mengira bahwa politik dan pendidikan adalah terpisah, dan tidak dapat campur tangan satu sama lain. Tidak lama kemudian, sekolah ini bubar”. Oleh karenanya benar jika dikatakan bahwa “Education and Politic are inextricably linked”. Politik dan pendidikan tidak dapat dipisahkan.
Wallahu A’lamu bish-shawab